Cara Kalibrasi atau Metode Kalibrasi Alat Ukur dan Alat Survey

http://2.bp.blogspot.com/-h4yb8sbiIDM/VYzKZt6ztBI/AAAAAAAAAlU/AnJnM1usks4/s72-w320-c-h192/20150527_103153.jpg click to zoom
Harga Rp. Hubungi Kami @ Cara Kalibrasi atau Metode Kalibrasi Alat Ukur dan Alat Survey Metode kalibrasi : Secara umum kalibrasi alat ukur d...
Kategori Kalibrasi Total Station Tempat Kalibrasi Total Station
Share
Hubungi Kami
BELI

Review Cara Kalibrasi atau Metode Kalibrasi Alat Ukur dan Alat Survey

Rp. Hubungi Kami @

Cara Kalibrasi atau Metode Kalibrasi Alat Ukur dan Alat Survey


Cara Kalibrasi atau Metode Kalibrasi Alat Ukur dan Alat Survey


Metode kalibrasi :

Secara umum kalibrasi alat ukur dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, metode kalibrasinya di jelaskan sebagai berikut :

-          Kalibrasi Sentering optik
Yang dimaksud dengan sentering  adalah bahwa sumbu vertikal theodolit segaris dengan garis gaya berat yang melalui tempat beridiri alat (paku atau titik silang diatas patok). Kalibrasi titik sentring optis dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Letakkan instrument diatas tripod,hubungkan dengan cara memutar baut instrument dilubang dratnya pada plat dasar instrument.
  2. Perhatikan apakah tanda silang pada alat sentering optik tepat berada diatas titik,bila belum geser-geser instrument sedemikian hingga tanda silang sentering optik  tepat diatas tanda titik. kemudian putar instrument  180° bila terjadi penyimpangan pada sentering optik lakukan kalibrasi dengan cara meyetel  screw yang terdapat pada sentering optik.
-          Kalibrasi Nivo
Pada saat pengukuran sumbu I harus benar-benar vertikal, komponen yang digunakan untuk mengatur sumbu I agar vertikal adalah nivo kotak, nivo tabung dan ketiga sekerup penyetel ABC. Adapun cara mengaturnya dijelaskan sebagai berikut :
 
  1. Letakkan instrument diatas kolimator perhatikan gelembung nivo kotak.
  2. Misalkan mula-mula kedudukan nivo kotak pada posisi 1,kemudian bawalah gelembung pada posisi 2 dengan memutar sekerup penyetel A dan B bersama-sama kearah luar atau dalam.
  3. Kemudian bawalah gelembung pada posisi 3 (tengah) dengan memutar sekerup penyetel C.
  4. Periksa gelembung nivo tabung dengan cara memutar instrument pada sumbu I hingga nivo tabung sejajar dengan sekerup penyetel A dan B (posisi 1) seimbangkan gelembung nivo dengan memutar sekerup penyetel A dan B.
  5. Putar instrument 90° apabila gelembung tidak ditengah,tengahkan dengan cara memutar sekrup C.
  6. Putar instrument 180° apabila gelembung bergeser, setengah pergeseran ditengahkan dengan sekkru penyetel A dan setengah pergeseran sisanya dengan memutar sekrup koreksi nivo dengan pen koreksi hingga posisi nivo ketengah.
  7. Putar alat pada sumbu I sembarang, apabila gelembung seimabg,berarti sumbu I telah vertikal. Tetapi bila belum seimbang maka ulangi langkah penyetelan nivo hingga pada posisi sembarang,gelembung nivo tabung tetap seimbang.

-          Kalibrasi bacaan sudut
Walaupun secara umum semua theodolite mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun pada tingkatan tetentu terdapat perbedaan, baik penampilan maupun bagian dalam konstruksinya. Apabila klasifikasi theodolite didasarkan pada kegunaan, ketelitian menjadi faktor penentu utama. Kriteria penentu disini didasarkan pada standar deviasi atau simpangan baku pengukuran arah dengan posisi teropong biasa dan luar biasa. Kesalahan garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II disebut kesalahan kolimasi. Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan prosedur sebagai berikut :
a)      Kalibrasi bacaan sudut Horizontal
  1. Setelah alat ukur disetel diatas kolimator dan sumbu I telah dibuat vertikal, bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Horizontal kolimator, tekan tombol “0” set pada alat untuk membuat bacaan sudut H : 00° 00’ 00”.
  2. Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang silang kolimator seharusnya bacaan sudut H :  180° 00’ 00”, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut lakukan kalibrasi dengan cara memutar skrup penggerak halus horizontal hingga bacaan sudut mendekati akurasinya. Kemudian garis bidik diarahkakan kemabli pada benang silang kolimator dengan cara memutar skrup koreksi diagfragma yang kiri dan kanan pada teropong.
b)      Kalibrasi bacaan sudut Vertikal
  1. Bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Vertkal kolimator, catat bacaan sudut veritkalnya misal sudut  V : 89° 59’ 30”
  2. Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang Vertiakl kolimator catat bacaan sudutnya misal sudut V H :  270° 00’ 50”, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar biasa bila dijumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20”, lakukan kalibrasi dengan cara automatic adjustment secara elektronik. Yang tentunya tiap merk berbeda cara penyetingannya.
-          Kalibrasi Jarak
Metode yang paling banyak digunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda fase, baik dengan gelomabg mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat di ujung garis yang akan diukur jaraknya kemudian diujung lain garis tersebut dipasang prisma reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali kepemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar sehingga dihasilkan jarak lintasan.
Ketelitian Total Station ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan pengukuran yang senading dengan jarak yang diukur ketelitian umumnya dinyatakan dengan ±(2 mm + 1 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat Total station harus dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat. Untuk mengecek ketelitian jarak kami menggunakan baseline yang sudah ditentukan jaraknya. Caranya dalah dengan melakukan pengukuran jarak beberapa kala kemudian dirata-ratakan jaraknya apabila -terjadi penyimpangan pada jarak tertentu dilakukan koreksi dengan cara memasukan konstanta instrument konstan maka alat akan tekoreksi otomatis.
Tidak ada pengukuran yang meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk megetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umunya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :
  1. Kesalahan-kesalahan umum : kebnayakan diebabkan oleh kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalah pembacaan alat ukur, peyetelan yang tidak tepat, dan kesalahan penaksiran.
  2. Kesalahan-kesalahan sistematis : disebabkan oleh kekurangan- kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan pada alat atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai.
  3. Kesalahan-kesalahan acak : kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui oleh perubahan-perubahan parameter.




Komentar